Semua tahu kisah tentang Esau, anak sulung Ishak yang kehilangan hak kesulungan karena menukarnya dengan semangkok sup kacang merah. Dalam kitab Maleakhi 2 : 2 -3A ditulis " Aku mengasihi kamu, tetapi membenci Esau".
Apakah hal ini berarti bahwa Tuhan pilih kasih? Tentu tidak demikian.. Sesungguhnya, Tuhan berharap kalau melalui keturunan Esau, Ia akan menjadikan bangsa yang besar, melakukan perkara ajaib, mengalahkan ribuan musuh dan memenangkan setiap peperangan. Sebaliknya, karena kehendak bebas yang dia miliki, Esau memilih jalannya sendiri. Dimana akhirnya ketika ia menyesal, bahkan sampai mencucurkan air mata, hak kesulungan itu sudah bukan lagi menjadi miliknya..
Terdapat 3 hal yang membuat Tuhan tidak berkenan terhadap Esau.. Pertama, Esau memiliki hawa nafsu yang mencelakakan. Hawa nafsu yang tidak dikendalikan pada akhirnya membuktikan bahwa ia tidak tahan uji. Padahal ketika Tuhan menciptakan manusia, Ia memberikan manusia kemampuan untuk mengendalikan diri..
Kedua, Esau tidak menyadari bahwa sebagai anak sulung, ia memiliki hak kesulungan yang berharga. Esau tidak menghargai hak tersebut. Makanya Tuhan lebih mengasihi Yakub yang mengejar dan berusaha mendapatkan hak kesulungan tersebut. sekalipun Tuhan tidak menyukai cara licik Yakub dalam memperoleh hak kesulungan itu.
Ketiga, Esau tidak sabar menunggu (membuktikan ia tidak tahan uji dan memiliki nafsu rendah), sehingga ia menukar hak kesulungan dengan semangkuk kacang merah. Ia memandang rendah hak tersebut. Ini artinya ia menyia-nyiakan kasih karunia yang sebenarnya menjadi milik-Nya.
Dari ketiga sifat yang dibenci Tuhan itu, bagaimanakah hati kita sebagai pelayan Tuhan? selidiki hati kita apakah hati kita juga memiliki hawa nafsu rendah seperti Esau? Apakah kita menukar panggilan surgawi kita dengan apa yang ditawarkan dunia? Apakah yang ditawarkan dunia ini, begitu memikat kita, sehingga kita meninggalkan panggilanNya? Atau ..sebagai pelayan Tuhan, kita tetap melayani namun dengan melakukan kecemaran? Standar hidup kita menurun? Pacaran tidak kudus karena tidak bisa mengendalikan nafsu? Hati dikuasai hawa nafsu untuk kaya? Percabulan? Dan dosa atau kecemaran lainnya?
Jika hati kita telah cemar dan kita tidak mau bertobat, hati-hati…!! Jika semakin lama dibiarkan, hati kita dapat mengeras dan tidak dapat lagi mendengar teguran Tuhan. Mungkin engkau bisa ‘berhasil’ dalam pekerjaan.. pelayanan.. tapi engkau telah kehilangan perkenanan Tuhan.. ketika engkau membangun kerajaanmu, bukannya kerajaan Tuhan, maka berkat, urapan, penyertaan Tuhan tidak ada. Bahkan suatu saat Tuhan akan merobohkannya (ayat 4).. Tuhan akan melakukan pemisahan diantara anak-anakNya.. Tuhan menghendaki kita hidup suci .. tidak melakukan kecemaran.. dengan hati yang murni dan mata yang tertuju kepadaNya..
Saudara, sebagai pelayan Tuhan, kita harus melawan dosa. Lawanlah iblis, maka ia akan lari dari padamu. Pencobaan akan selalu ada. Jika kita sebagai pelayan Tuhan (Gereja Tuhan) tidak dimurnikan, maka kebangunan rohani tidak akan pernah terjadi. Hati-hati dengan jerat-jerat iblis dalam hidup ini. (Daniel Shane/grahacmc)